Tuesday, May 11, 2021

Akomodasi Kurikulum di sekolah inklusif


1. Akomodasi Kurikulum

 

Bagaimana cara melakukan akomodasi kurikulum di sekolah inklusif? Akomodasi kurikulum yang dapat dilakukan bagi PDBK yang mengikuti pendidikan di sekolah inklusif adalah melalui modifikasi dan adaptasi kurilkulum.

a. Model Modifikasi

 

Modifikasi berarti merubah atau menyesuaikan satu atau beberapa komponen kurikulum dengan menggunakan standar isi (KI-KD) standar kurikulum nasional. Dalam kaitan dengan model kurikulum untuk siswa berkebutuhan pendidikan khusus, maka model modifikasi berarti cara pengembangan kurikulum, dimana kurikulum umum yang diberlakukan bagi siswa-siswa reguler dirubah untuk disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan siswa berkebutuhan pendidikan khusus.

 

Dengan demikian, siswa berkebutuhan pendidikan khusus menjalani kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan mereka. Modifikasi dapat diberlakukan pada empat komponen utama, yaitu tujuan, materi, proses, dan evaluasi.

1) Modifikasi Tujuan

 

Modifikasi tujuan berarti tujuan-tujuan pembelajaran yang ada dalam kurikulum umum dirubah untuk disesuaikan dengan kondisi siswa berkebutuhan pendidikan khusus. Sebagai konsekuensi dari modifikasi tujuan siswa berkebutuhan pendidikan khusus, maka akan memiliki rumusan kompetensi sendiri yang berbeda dengan siswa-siswa reguler, baik berkaitan dengan standar kompetensi lulusan (SKL), kompetensi inti (SI, kompetensi dasar (KD) maupun indikatornya.

 

2) Modifikasi Materi

 

Modifikasi ini berarti materi-materi pelajaran yang diberlakukan untuk siswa reguler dirubah untuk disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan siswa berkebutuhan pendidikan khusus. Dengan demikian, siswa berkebutuhan pendidikan khusus mendapatkan sajian materi yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuannya. Modifikasi materi bisa berkaitan dengan keleluasan, kedalaman dan kesulitannya berbeda (lebih rendah) daripada materi yang diberikan kepada siswa reguler.

3) Modifikasi Proses

 

Modifikasi proses berarti ada perbedaan dalam kegiatan pembelajaran yang dijalani oleh siswa berkebutuhan pendidikan khusus dengan yang dialami oleh siswa


pada umumnya. Metode atau strategi pembelajaran umum yang diberlakukan untuk siswa-siswa reguler tidak diterapkan untuk siswa berkebutuhan pendidikan khusus. Jadi, mereka memperoleh strategi pembelajaran khusus yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuannya. Modifikasi proses atau kegiatan pembelajaran bisa berkaitan dengan penggunaan metode mengajar, lingkungan/setting belajar, waktu belajar, media belajar serta sumber belajar.

 

4) Modifikasi Evaluasi

 

Modifikasi evaluasi, berarti ada perubahan dalam sistem penilaian hasil belajar yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan siswa berkebutuhan pendidikan khusus. Dengan kata lain siswa berkebutuhan pendidikan khusus menjalani sistem evaluasi yang berbeda dengan siswa-siswa lainnya. Perubahan tersebut bisa berkaitan dengan perubahan dalam soal-soal ujian, perubahan dalam waktu evaluasi, teknik/cara evaluasi, atau tempat evaluasi. Termasuk juga bagian dari modifikasi evaluasi adalah perubahan dalam kriteria kelulusan, sistem kenaikan kelas, bentuk rapor, ijasah,Dll.

 

 

b. Model Adaptasi

 

Adaptasi kurikulum bagi PDBK di sekolah inklusif meruapakan suatu keharusan. Mengingat bervariasnya kemampuan dan hambatan yang dimiliki oleh PDBK. Adaptasi kurikulum dilakukan dengan melakukan penyesuaian pada salah satu atau beberapa komponen kurikulum dan memungkinkan melakukan penyesuaian (menaikkan atau menurunkan) standar isi (KI dan KD).

 

Dalam artikel Toto Yulianto, (2012 : ..), berdasarkan grand design pendidikan inklusif nasional yang telah disepakati di Palembang tanggal 27-30 November 2007 bahwa yang menjadi substansi implementasi pendidikan inklusif adalah adaptasi. Adapun adaptasi itu meliputi kurikulum, pembelajaran, media dan alat pembelajaran, bahan ajar, penilaian serta pelaporan hasil belajar.

 

Untuk melakukan adaptasi kurikulum perlu mempertimbangkan:

 

1)  PDBK dengan kecerdasan rata-rata dapat menggunakan kurikulum reguler.

 

2)  PDBK dengan kecerdasan di atas rata-rata (amat cerdas/ IQ ≥ 125) dapat diikutkan program akselerasi.

 

3)  PDBK dengan kecerdasan di bawah rata-rata (IQ ≤ 90) dapat menggunakan mengadaptasi kurikum reguler sesuai dengan karakteristik PDBK ABK.


4)   Jenis PDBK tertentu memerlukan program kurikulum plus yaitu program kurikulum tambahan yang bersifat rehabilitatif-kompensatif dan tidak ada di sekolah reguler.

 

5)  PDBK yang tidak mampu mengikuti alternatif a), b), c) di atas dapat digunakan program pembelajaran individual (PPI) dimana kurikulum disusun atas dasar karakteristik PDBK secara individual. Adapun pola yang dapat diterapkan sebagai berikut:

 

·     Membuang sebagian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dianggap kurang penting bagi kehidupan anak.

 

·     Membuang sebagian kompetensi dasar.

 

·     Menggunakan bagian awal dan membuang di bagian akhir baik pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan.

 

·     Membuang bagian awal dan menggunakan di bagian akhir baik pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan.

 

 

Pengembangan kurikulum model adaptasi dapat dikembangkan dengan cara:

 

(1) duplikasi; (2) subtitusi, dan (3) model omisi.

 

 

(1) Model Duplikasi

 

Duplikasi artinya salinan yang serupa benar dengan aslinya. Menyalin berarti membuat sesuatu menjadi sama atau serupa. Dalam kaitannya dengan model kuriukulum, duplikasi berarti mengembangkan dan atau memberlakukan kurikulum untuk siswa berkebutuhan pendidikan khusus secara sama atau serupa dengan kurikulum yang digunakan untuk siswa pada umumnya (reguler). Jadi model duplikasi adalah cara dalam pengembangan kurikulum, dimana siswa-siswa berkebutuhan pendidikan khusus menggunakan kurikulum yang sama seperti yang dipakai oleh anak-anak pada umumnya. Model duplikasi dapat diterapkan pada empat kmponen utama kurikulum, yaitu tujuan, isi, proses dan evaluasi.

(a) Duplikasi Tujuan

 

Duplikasi tujuan berarti tujuan-tujuan pembelajaran yang diberlakukan kepada anak-anak pada umumnya/reguler juga diberlakukan kepada siswa berkebutuhan pendidikan khusus. Dengan demikian standar komptensi lulusan (SKL) yang diberlakukan untuk siswa reguler juga diberlakukan untuk siswa berkebutuhan pendidikan khusus, Demikian juga Kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD) dan juga indikator keberhasilannya


(b) Duplikasi Isi atau materi

 

Duplikasi isi/materi berarti materi-materi pembelajaran yang diberlakukan kepada siswa pada umumnya/reguler juga diberlakukan sama kepada siswa-siswa berkebutuhan pendidikan khusus. Siswa berkebutuhan pendidikan khusus memperoleh informasi, konsep, teori, materi, pokok bahasan atau sub-sub pokok bahasan yang sama seperti yang disajikan kepada siswa-siswa pada umumnya/ reguler.

 

(c) Duplikasi proses

 

Duplikasi proses berarti siswa berkebutuhan pendidikan khusus menjalani kegiatan atau pengalaman belajar mengajar yang sama seperti yang diberlakukan kepada siswa-siswa pada umumnya/reguler. Duplikasi proses bisa berarti kesamaan dalam metode mengajar, lingkung -an/setting belajar, waktu belajar penggunaan media belajar dan atau sumber belajar.

(d) Duplikasi Evaluasi

 

Duplikasi evaluasi berarti siswa berkebutuhan pendidikan khusus menjalani evaluasi atau penilaian yang sama seperti yang diberlakukan kepada siswa-siswa pada umumnya/reguler. Duplikasi evaluasi bisa berarti kesamaan dalam soal-soal ujian, kesamaan dalam waktu evaluasi, teknik/cara evaluasi, atau kesamaan dalam tempat atau lingkungan dimana evaluasi dilaksanakan.

 

(2) Subtitusi

 

Subtitusi berarti mengganti. Dalam kaitannya dengan model kurikulum, maka substansi berarti mengganti sesuatu yang ada dalam kurikulum umum dengan sesuatu yang lain. Penggantian dilakukan karena hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh siswa berkebutuhan pendidikan khusus, tetapi masih bisa diganti dengan hal lain yang sebobot dengan yang digantikan. Model substansi bisa terjadi dalam hal tujuan pembelajaran, materi, proses maupun evaluasi.

 

(3) Model Omisi

 

Omisi berarti menghapus/menghilangkan. Dalam kaitan dengan model kurikulum, omisi berarti upaya untuk menghapus/menghilangkan sesuatu, baik sebagian atau keseluruhan dari kurikulum umum, karena hal tersebut tidak mungkin diberikaan kepada siswa berkebutuhan pendidikan khusus.

 

Dengan kata lain, omisi berarti sesuatu yang ada dalam kurikulum umum tetapi tidak disampaikan atau tidak diberikan kepada siswa berkebutuhan pendidikan khusus, karena sifatnya terlalu sulit atau mampu dilakukan oleh siswa berkebutuhan pendidikan khusus. Bedanya dengan substitusi adalah jika dalam substitusi ada


materi pengganti yang sebobot, sedangkan dalam model omisi tidak ada materi pengganti.

 

 

1) Adaptasi Pembelajaran

 

Variabel penting dalam pembelajaran, adalah: a) kondisi pembelajaran, b) metode pembelajaran, dan c) hasil pembelajaran.

 

Kondisi pembelajaran berkaitan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik mata pelajaran, kendala, dan karakteristik peserta didik. Adaptasi yang dapat dilakuan adalah sebagai berikut:

 

a)  Mengambil standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sama dengan kurikulum baku (reguler maupun SLB) namun menurunkan indikator (mengambil sebagian indikator).

 

b)  Mengambil standar kompetensi yang sama dengan kurikulum reguler dan merumuskan sendiri standar kompetensinya.

 

 

2) Adaptasi materi pelajaran

 

Tidak semua mata pelajaran dan atau materi pelajaran membutuhkan adaptasi. Hanya mata pelajaran dan atau meteri pelajaran yang menimbulkan kesulitan sebagai akibat langsung dari kelainannya yang membutuhkan adaptasi. Sebagai contoh dapat disajikan hal-hal sebagai berikut :

 

Anak tunanetra memiliki keterbatasan dalam persepsi visual, sehingga pelajaran menggambar dapat diadaptasi dengan pelajaran ekpresi lain berkaitan dengan nilai seni. Kemudian materi pelajaran yang banyak membutuhkan fungsi visual diadaptasi dengan pemanfaatan indra pendengaran, taktual, penciuman serta indra lain non visual. Kebanyakan tunanetra kesulitan dalam pembentukan konsep global, mereka memulai pengertian dengan diawali pembentukan konsep detail per detail baru kemudian global.

 

Anak tunarungu/wicara memiliki keterbatasan dalam persepsi bunyi dan irama, dengan aktivitas bina wicara mereka masih mampu berbicara secara terbatas sekalipun mereka tidak dapat mendengar terhadap apa yang mereka sendiri ungkapkan. Materi pelajaran sebaiknya disajikan dalam bentuk gambar-gambar, terutama dalam pembentukan konsep yang berurutan. Hindarkan kata-kata yang belum dikenal anak, kecuali kata yang sukar tersebut sebagai upaya untuk menambah kekayaan bahasa mereka. Pertanyaan/ soal hendaknya ringkas/ pendek tetapi cukup representatif.


Anak tunagrahita, kesulitan yang amat menonjol adalah fungsi kognisi dan bahkan bila tingkat ketunagrahitaannya berat juga fungsi aspek lain mengalami kelainan. Sebagai contoh bila anak itu mengalami lamban belajar bila dibanding dengan teman rata-rata lain dapat hal-hal sebagai berikut:

 

·     Materi disajikan dalam bobot yang berbeda dengan teman rata-rata lain. Sekalipun dalam satu tujuan pembelajaran yang sama atau dengan kata lain penyederhanaan materi pelajaran sehingga sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

 

·     Materi disajikan dengan pendekatan konseptual, maksudnya sebelum anak dituntut untuk menguasai pengertian secara abstrak harus didahului dengan penanaman konsep secara kongkrit dan berulang-ulang.

 

·     Adaptasi   materi   pelajaran   hanya   dilakukan  terhadap   materi-materi   yang menimbulkan kesulitan anak.

 

Bila dalam kelas terdapat peserta didik gifted, maka materi pembelajaran harus dikembangkan/diperkaya secara horisontal dengan bobot yang lebih sulit. Percepatan (akselerasi) penyajian materi secara vertikal dimungkinkan dengan menaikkan kelas yang lebih tinggi yang tidak perlu menunggu pada akhir tahun pelajaran. Pendidik dalam pembelajaran terhadap anak ini hanya bertindak sebagai fasilitator. Perlu diperhatikan bahwa usia sosial dan emosinya sebenarnya masih sama dengan perkembangan emosi dan sosial anak rata-rata, dan hanya perkembangan kognisinya yang lebih cepat bila dibanding dengan anak seusianya.

 

Anak dengan variabel ketunaan yang lain misalnya tunadaksa dengan kondisi tanpa kaki/ polio pada kedua kaki tentu tidak dibutuhkan adaptasi materi pelajaran.

 

Untuk menghadapi berbagai kendala perlu adaptasi media, alat dan bahan ajar.Telah banyak diciptakan alat-alat dari hasil adaptasi yang khusus dipergunakan untuk anak dengan kebutuhan khusus. Adaptasi tersebut telah dirasakan manfaatnya oleh mereka yang menggunakan. Komputer untuk tunanetra yang dilengkapi dengan screen reader (komputer bicara), kalkulator bicara, mount botten, laser can untuk membantu tunanetra berjalan dll. Alat bantu dengar untuk anak tunarungu/wicara.

 

Adaptasi sarana/ alat pelajaran/ alat peraga dalam hal ini adalah adaptasi yang setiap saat dapat melakukan pendidik dalam pembelajaran di kelas. Melalui adaptasi tersebut anak dengan kebutuhan khusus dapat melakukan/merasakan/ mengamati seperti apa yang dilakukan oleh anak-anak lain. Di bawah ini beberapa


contoh yang mungkin dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk adaptasi bahan ajar:

 

·     Untuk peserta didik tunanetra dapat bahan ajar diadaptasi dengan buku braille, buku bicara, buku digital, dll.

 

·     Untuk peserta didik tunarungu dapat disertai gambar/ visualisasi yang dapat mewakili narasi/ teks.

 

·     Dalam mempelajari bangun geometri anak tunanetra harus mempelajari benda asli/ model/ setidaknya gambar timbul, sehinga anak tunanetra dapat meraba, begitu pula mempelajari peta suatu wilyah juga harus berupa peta timbul.Anak lamban belajar menulis harus dilihat kasus demi kasus. Mungkin tulisannya jelek, tidak dapat membedakan antara huruf-huruf tertentu, menulisnya lamban.

 

·     Anak autis perlu meja khusus yaitu meja yang tidak menjadikan anak banyak bergerak.

 

·     Anak polio (kursi roda) diperlukan kursi dan meja yang dapat dijangkau (diturunkan) dan ruang yang cukup untuk menempatkan kursi roda.

 

·     Penempatan sarana dan alat/ buku-buku mudah dijangkau untuk semua anak. Berikut ini contoh silabus yang telah mengalami akomodasi kurikulum.






Berdasarkan uraian di atas, memunculkan pertanyaan sebagai berikut; Apakah tujuan pembelajaran yang akan diberlakukan bagi PDBK sama dengan peserta didik lainnya?

 

 

Dari pertanyaan di atas maka jawaban yang dapat dikemukakan adalah:

 

Ada kemungkinan bahwa tujuan pembelajaran disamakan (duplikasi), tetapi materinya harus dimodifikasikan. Kemungkinan lain adalah bahwa tujuan pembelajaran perlu dimodifikasi, materi juga perlu dimodifikasi, tetapi prosesnya disamakan.

 

1)  Ada kemungkinan bahwa baik tujuan pembelajaran, materi, proses dan juga evaluasinya harus dimodifikasi.

 

2)  Modifikasi atau tidaknya suatu komponen sangat tergantung kepada kondisi, sifat atau kadar dari komponen tersebut serta tingkat hambatan yang dialami siswa berkebutuhan pendidikan khusus.

 

3)  Semakin berat tujuan atau materi pembelajaran yang ada, semakin perlu untuk dimodifikasikan, dan semakin berat hambatan intelektual siswa, juga semakin perlu dilakukan modifikasi.

 

 

Kurikulum untuk siswa berkebutuhan pendidikan khusus pada dasar bervariasi sesuai dengan jenis hambatan yang dialami oleh siswa yang berssangkutan. Setiap jenis hambatan (kelainan) membutuhkan model kurikulum yang berbeda. Namun demikian, kategorisasi kurikulum bagi siswa berkebutuhan pendidikan khusus dalam setting inklusif dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni:

 

1)  Kurikulum bagi PDBK yang tidak mengalami hambatan kecerdasan.

 

2)  Kurikulum bagi PDBK yang mengalami hambatan kecerdasan.

 

 

1) Kurikulum bagi PDBK yang tidak mengalami hambatan kecerdasan.

 

Peserta didik berkebutuhan khusus yang tidak mengalami hambatan kecerdasan, seperti anak tunanetra, tunarungu, tunadaksa, dll. membutuhkan sedikit modifikasi dalam pembelajaran. Tujuan dan materi pembelajaran umumnya tidak mengalami perubahan, demikian dengan evaluasinya. Mereka biasanya lebih banyak membutuhkan modifikasi dalam proses pembelajaran yakni berkaitan dengan cara dan media dalam penyajian informasi. Kecenderungan model kurikulum untuk mereka dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

2) Kurikulum bagi PDBK yang mengalami hambatan kecerdasan

Peserta didik berkebutuhan pendidikan khusus yang mengalami hambatan kecerdasan seperti anak tunagrahita dan anak yang mengalami kelainan lain yang disertai dengan hambatan kecerdasan, biasanya membutuhkan modifikasi hampir pada semua komponen pembelajaran.

Tujuan pembelajaran harus dimodifikasi, sama halnya dengan materi, proses dan pelaksanaan evaluasinya. Kecenderungan model kurikulum untuk PDBK yang mengalami hambatan kecerdsan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:

Berikut ini contoh matrik modifikasi indikator, kompetensi dasar dan materi yang dapat dilakukan untuk modifikasi kurikulum PDBK di sekolah inklusif.








Dari seluruh penjabaran di atas bahwa PDBK adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hambatan yang mereka miliki sangat bervariasi. Perkembangan pemahaman tentang pendidikan, membawa mereka untuk dapat menikmati pendidikan di sekolah regular yakni berada bersama anak-anak regular yang kita sebut sekolah inklusif. Sekolah inklusif semkain banyak ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Kurikulum yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada dasarnya menggunakan kurikulum reguler yang berlaku di sekolah umum. Namun demikian karena ragam hambatan yang dialami peserta didik berkebutuhan khusus sangat bervariasi, mulai dari yang sifatnya ringan, sedang sampai yang berat, maka dalam implementasinya, kurikulum
reguler perlu dilakukan modifikasi (penyelarasan) sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Modifikasi (penyelarasan) kurikulum dilakukan oleh tim pengembang kurikulum di sekolah. Tim pengembang kurikulum sekolah terdiri dari: kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran, guru pendidikan khusus, konselor, psikolog, dan ahli lain yang terkait.

sumber: gurubelajar.kemdikbud.co.id

Wednesday, February 17, 2021

Kegiatan Ekonomi


Pengertian Kegiatan Ekonomi

Kegiatan ekonomi adalah suatu aktivitas yang dilakukan individu ataupun kelompok untuk memperoleh barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Caranya dengan saling bertukar barang (barter) atau dengan menukarnya dengan mata uang. 

Kegiatan ekonomi adalah usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan ekonomi ini ada di setiap tingkatan masyarakat. Salah satu tujuan utama kegiatan ekonomi adalah menghasilkan barang dan jasa agar memenuhi kebutuhan.

Kegiatan ekonomi manusia pada jaman dulu adalah barter atau saling mempertukarkan barang. Nelayan menukar ikan hasil tangkapannya dengan beras dengan petani.

Nelayan tentu tidak bisa menanam padi di pantai. Begitu juga petani yang berada di pegunungan, tidak bisa setiap hari menangkap ikan di laut.

Jadi pertukaran ikan dan beras membuat petani dan nelayan mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Membawa barang untuk saing dipertukarkan, tentu merepotkan. Hingga akhirnya disepakati penggunaan mata uang untuk transaksi penukaran. Tempat saling bertemu pun, menjadi pasar.

Kini, di era modern transaksi dilakukan menggunakan mata uang digital. Tanpa mengeluarkan uang logam atau kertas, untuk mendapatkan barang dan jasa bisa dilakukan dengan transaksi elektronik.

Kegiatan ekonomi ini dibagi mejadi tiga jenis, yaitu kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Ketiga jenis kegiatan ekonomi tersebut memiliki sifat saling berhubungan atau berkaitan. Jika ada salah satu kegiatan yang bermasalah, maka akan berpengaruh terhadap kegiatan lainnya.


Kegiatan Produksi

Produksi adalah segala kegiatan yang menghasilkan barang dan atau jasa serta menambah nilai guna suatu barang dan jasa.

Kegiatan produksi merupakan proses pembuatan atau proses mengeluarkan hasil tertentu.

Kegiatan produksi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan atau menambah nilai guna dari suatu barang atau jasa dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pihak yang melakukan proses produksi disebut produsen.

Aktivitas produksi bisa dilakukan dengan mengolah barang mentah ataupun setengah jadi.

Ciri-ciri kegiatan produksi antara lain adanya proses pembuatan, menghasilkan barang atau jasa, dan bisa meningkatkan nilai guna barang atau jasa.

Petani menanam padi, merawat tanamannya dengan memberi pupuk, memanen padi. Kemudian mengolah gabah menjadi beras adalah kegiatan produksi. Pengrajin meja dan kursi, mengolah kayu menjadi kusi sekolah juga merupakan produksi.

Kegiatan produksi tidak hanya memproduksi barang saja. Tetapi juga jasa. Guru, penerjemah, dosen, jaksa adalah contoh kegiatan produksi jasa. Orang yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen.

Contoh Kegiatan Produksi

Pengelolaan pertanian dan perkebunan untuk menghasilkan bahan makanan

Mengolah kayu menjadi lemari

Menjahit kain menjadi pakaian

Pembuatan peralatan elektronik


Kegiatan Distribusi

Kegiatan distribusi merupakan proses menyalurkan barang hasil produksi pada masyarakat (konsumen).

Kegiatan distribusi ini bertujuan agar barang bisa tersalurkan atau sampai pada masyarakat yang membutuhkannya.

Pihak yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.

Jika kegiatan distribusi lancar, maka hal ini akan menguntungkan produsen dan konsumen. Karena berarti penjualan dari produsen lancar dan kebutuhan konsumen terpenuhi.

Ciri-ciri kegiatan distribusi antara lain menyalurkan barang hasil produksi, menggunakan alat transportasi untuk menyalurkan barang, dan melibatkan banyak pihak baik produsen maupun konsumen.

Barang dan jasa yang diproduksi harus dihantarkan ke pasar atau ke pada penggunanya. beras hasil olahan petani di pedesaan, harus dibawa ke kota untuk dimasak penduduk kota. Demikian juga udan hasil tangkapan nelayan, tentunya harus dihantarkan ke pasar.

Kegiatan menyalurkan barang hasil produksi ini disebut kegiatan distribusi. Orang, kelompok, atau lembaga yang melakukan distribusi disebut distributor. Kegiatan distribusi juga termasuk mengelola gudang sementara tempat baran dari produsen sebelum dihantarkan ke penggunanya.

Contoh Kegiatan Distribusi

Agen menjual majalah dan koran

Pedagang grosir di pasar menjual barang dalam jumlah besar

Pedagang eceran di warung menjual barang dalam jumlah kecil

Kurir mengantar barang dari produsen ke rumah pembeli


Kegiatan Konsumsi

Kegiatan konsumsi adalah kegiatan menggunakan hasil produksi.

Konsumsi merupakan kegiatan untuk mengurangi suatu nilai guna barang atau jasa. Contohnya, beras hasi produksi petani dibeli oleh sebuah keluarga sebanyak 10 kilogram dan diolah menjadi nasi. Hasil produksi berkurang melalui konsumsi dari keluarga tersebut.

Pelaku berupa orang, kelompok atau lembaga yang melakukan kegiatan konsumsi disebut sebagai konsumen. Konsumen, meliputi rumah tangga, pemerintah dan perusahaan industri.

Tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi disebut pasar.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ciri-ciri kegiatan konsumsi antara lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan, barang yang digunakan adalah barang konsumsi, barang yang digunakan bisa habis atau berkurang.

Contoh Kegiatan Konsumsi

Membeli bahan makanan dan air

Menggunakan listrik untuk kebutuhan rumah tangga

Menggunakan jasa transportasi saat bepergian

Membeli buku pelajaran sekolah

Sumber:

https://hot.liputan6.com/read/4415783/kegiatan-ekonomi-adalah-upaya-memenuhi-kebutuhan-kenali-jenisnya#:~:text=Kegiatan%20ekonomi%20adalah%20usaha%20yang,dan%20jasa%20agar%20memenuhi%20kebutuhan.

https://indomaritim.id/3-kegiatan-ekonomi-penjelasan-produksi-distribusi-dan-konsumsi/

https://bobo.grid.id/read/082552238/pengertian-produksi-distribusi-dan-konsumsi-dalam-kegiatan-ekonomi-beserta-contohnya?page=all

Jenis dan Sifat Bahan Tekstil

Bahan tekstil memiliki keanekaragaman jenis dan bahan dasar yang berasal dari alam. Bahan dasar tekstil akan mempengaruhi sifat dari bahan tekstil yang telah diproduksi.

Jenis Serat
Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan dan hewan), serat buatan (sintetis) dan galian (asbes, logam).
Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan, rayon, nenas, pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri, adapun bahan yang berasal dari serat tersebut adalah bahan wol. Sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan bahan tekstil sutra.

Serat buatan (termoplastik)  merupakan bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini adalah berupa Dacron, polyester, nylon.

Serat galian adalah bahan yang berasal dari dalam tanah, contoh asbes dan logam, benang logam, bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyak tanah, untuk mengisi aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahan tekstil seperti: stoking, nylon, tula dan bahan rajutan.
Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacam-macam jenis benang, seperti; benang emas, benang perak, tembaga dan aluminium. Selain itu, ada pula benang logam yang dilapisi dengan plastik.
Apabila benang logam tersebut akan di tenun, sebaiknya di gabung dengan benang dari bahan lain. Hal ini disebabkan benang logam tersebut memiliki sifat kaku dan sukar dipelihara.
Benang logam ini banyak ditemukan pada bahan tekstil seperti;borkat, lame, tenunan songket yang ditemukan diseluruh daerah Indonesia antara lain: songket bali, songket pandai sikek, songket silungkang, songket kubang, songket palembang, songket kalimantan, songket jambi dll.

Sifat Bahan Tekstil

Untuk dapat melakukan pemeliharan bahan tekstil dengan tepat dan benar, terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifat dari bahan tersebut:
Katun
Sifat-sifat bahan katun adalah bersifat hidroskopis atau menyerap air, mudah kusut, kenyal, dalam keadaan basah kekutannya bertambah lebih kurang 25%, dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi, katun lenan tersebut mengandung lilin, oleh sebab itu tidak perlu dikanji. Katun lenan ini tidak tahan chloor. Sementara rayon lebih licin dan mengkilap, tidak menghisap debu dan kotoran, karna kotoran itu melekat hanya pada permukaan bahan saja. Sedangkan sintetis sifatnya tidak jauh berbeda dengan katun lainnya
Wol
Bahan wol memiliki sifat sangat kenyal hingga tidak mudah kusut, bila wol dipanaskan ia akan menjadi lunak karena kenyalnya berkurang. Wol mengikat, panas, karena serabut wol keriting. Udara dalam pori-pori wol bertahan, bila dipakai dapat mengantarkan panas, wol tidak tahan akan nyengat.
Sutera
Bahan sutera memiliki sifat lembut, licin dan berkilap, kenyal dan kuat. Dalam keadaan basah sutera berkurang kekuatannya 15%. Bahan sutera tahan ngenyat, banyak menghisap air dan bila dipergunakan memberi rasa sejuk.
Dacron, Polyester dan Nylon
Bahan tekstil ini apabila dicuci cepat menjadi kering, tidak kusut jadi tidak perlu di setrika, kuat dan tahan lama dipergunakan, lebih tahan panas.
Brokat, Lame dan Songket
Bahan tekstil yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi.
Sumber:
http://dandicka93.blogspot.com/2012/06/jenis-dan-sifat-bahan-tekstil.html
id.wikipedia.org/wiki/Tekstil

Tuesday, October 27, 2020

Penggunaan Kata will/shall, Should dan Must


Penggunaan Kata Will/Shall, Should dan Must

Will/Shall

Kata will dan shall mempunyai arti akan. Namun meskipun artinya sama, kedua modal tersebut mempunyai perbedaan pada subjek. Modal will bisa digunakan untuk semua subjek, namun shall hanya bisa digunakan untuk I dan We saja.

Contoh Kalimat:

- I shall visit my uncle on Sunday. (Saya akan mengunjungi paman hari Minggu.)

- We shall win this competition. (Kita akan memenangkan Kompetensi ini.)

- We will meet at 9. (Kami akan bertemu jam 9.)

- He will be in Jakarta this morning. (Dia akan ke Jakarta pagi ini.)

Should

Should adadalh modal auxiliary yang memiliki banyak fungsi, meski dia adalah bentuk past dari "shall". Berbeda dengan "shall" yang hanya memiliki arti "harus/akan", should memiliki arti yang jauh lebih kompleks. Berikut beberapa fungsi penggunaan should dalam bahasa Inggris:

- Untuk menyebutkan sesuatu yang seharusnya dilakukan

- Untuk menjelaskan ekspektasi/membuat perkiraan

- Untuk mengingatkan seseorang tentang suatu hal

- Untuk memberikan saran/rekomendasi pada orang lain

Contoh kalimat:

- We should finish our assigments before Monday. (Kita harus menyelesaikan tugas-tugas kita sebelum senin.)

- She should be in Hongkong by this time the next week. (Aku harusnya ada di Hongkong di waktu ini minggu depan.)

- You should do it now. (Kamu harus melakukannya sekarang.)

- I think You should choose the blue dress. (Kupikir kamu seharusnya memilih gaun yang biru.)

Must

Penggunaan kata ‘Must’ lebih bersifat personal, jadi bisa dikatakan ketika Anda menggunakan ‘Must’ dalam kalimat, itu artinya Anda memberikan personal feeling dalam kalimat tersebut. Selain itu, kata ‘Must’ juga menunjukkan bahwa sesuatu tersebut benar adanya dan logis‘Must’ juga digunakan untuk menunjukkan kewajiban yang begitu kuat. Dengan kata lain,
kewajiban tersebut diperlukan menurut orang yang ada di sekitar kita serta diri kita sendiri.
Contoh Kalimat:
- You MUST go to her house. She needs your help. (Anda harus pergi ke rumahnya. Dia perlu bantuan Anda.)

- It MUST be nice taking a holiday to Australia. (Pasti menyenangkan kalau berlibur ke Australia.)

- My motorbike cannot run well. It MUST be broken. (Motor saya tidak bisa berjalan dengan baik. Pasti sudah rusak.)

- I MUST go to Bali Arts Festivals tonight. I’m excited to see an interesting traditional Balinese dance. (Saya harus pergi ke Pesta Kesenian Bali malam ini. Saya tertarik sekali melihat tari tradisional Bali.)

- You MUST study hard for preparing final exam. (Anda harus belajar giat untuk mempersiapkan ujian.)

- You MUST come home early tonight. (Anda harus pulang lebih awal malam ini.)


Wednesday, October 14, 2020

Cara penggunaan Can dalam bahasa inggris beserta contoh kalimatnya


Hai!
 sahabat eftu kali ini kita akan membahas cara penggunaan kata CAN dalam bahasa inggris. Sahabat pasti pernah mempelajari sebelumnya atau pernah membaca. Baiklah kita bahas lagi di sini. Silahkan di baca dan di pahami!

Can adalah salah satu bentuk modal yang digunakan untuk mengekspresikan attitude seseorang. Seperti bentuk Modal lainnya can tidak diikuti verb dengan tambahan s/es walaupun subjectnya he, she and it. Kamu dapat menggunakan can untuk menyatakan suatu kemungkinan atau ketidakmungkinan seseorang untuk melakukan sesuatu. Fungsi utama dari modals ini adalah berbicara tentang sebuah atau suatu kemampuan. Berikut penjelasan penggunaan kata Can:

1. Hal yang mungkin bisa dilakukan (Posibility)

Saat kita ingin mengungkapkan bahwa kita bisa melakukan sesuatu dalam bahasa inggris, kita bisa menggunakan kata CAN.

Contoh:

- I can make a simple bag in one day. (Saya bisa membuat tas sederhana dalam sehari.)

- I can attend to the school today. (Saya bisa masuk sekolah hari ini.)

- I can ride a bicycle. (Saya bisa naik sepeda.)

- Can you put your bag on the table? (Dapatkah kamu meletakkan tasmu di atas meja?)

- Beni, Can you write the message in English? (Beni, Dapatkah kamu menulis pesan dalam Bahasa Inggris?)

- Siti, Can you return the book to the library for me, please? (Siti, Dapatkah kamu mengembalikan buku itu keperpustakaan untukku?)

CAN digunakan dengan menambahkan infinitive atau verb bentuk pertama (Verb 1) setelahnya.

Contoh:

- The dog can bite you. (Anjing itu bisa menggigit mu.)

- Can you help me? (Bisakah kamu membantuku?)

2. Hal yang tidak mungkin (Impossibility)

Jika ingin mengungkapkan bahwa kita tidak bisa atau tidak mungkin melakukan sesuatu hal dalam bahasa Inggris maka kita bisa menambahkan kata NOT setelah kata CAN.

Contoh:

- I cannot ride a bicycle. (Saya tidak bisa naik sepeda.)

- I cannot make a simple bag. (Saya tidak mungkin buat tas sederhana.)

- I cannot be a teacher. (Aku tidak mungkin jadi guru.)

3. Mengungkapkan Kemampuan (Ability)

CAN digunakan saat kita ingin membicarakan tentang kemampuan seseorang. Contoh kalimatnya sebagai berikut:

Contoh:

- I can speak English well. (Aku bisa berbahasa inggris dengan baik)

- I can't swim. (Aku tidak bisa berenang.)

- My mom can cook delicious food. (Ibuku bisa memasak makanan enak.)

- I cannot answer the telephone. (Aku tidak bisa menjawab telepon.)

4. Meminta Ijin (Asking permission)

CAN juga digunakan untuk meminta ijin melakukan sesuatu. Contoh kalimatnya sebagai berikut:

Contoh:

- Can I close the window? (Boleh aku tutup jendela itu?)

- Can I come in? (Boleh masuk?)

5. Memberi instruksi dan meminta tolong (Instruction and Request)

Dalam aturan pemakaian kata CAN dalam bahasa inggris, CAN dapat digunakan ketika seseorang ingin menawarkan sesuatu, memberikan instruksi atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu. Contoh kalimatnya sebagai berikut:

Contoh:

- Can you take the package, please? (Bisa tolonh ambilkan paketnya?)

- Can you answer the phone? (Bisa angkat teleponnya?)

- Can you try it for us? (Dapatkah kamu mencobanya untuk kita?)

- When you finish this task, you can leave this room. (Ketika kamu menyelesaikan tugas ini, kamu boleh meninggalkan ruangan ini.)


Monday, October 12, 2020

Dinamika Kependudukan Indonesia


Apa yang dimaksud dengan dinamika penduduk?

Kondisi atau keadaan penduduk di suatu wilayah tertentu selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, semua perkembangan dan perkembangan tersebut sering disebut sebagai dinamika penduduk.

Pengertian lain dinamika penduduk

Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk pada suatu wilayah yang disebabkan oleh tiga aspek kependudukan yaitu, kelahiran (nartalitas), kematian (moralitas) dan migrasi penduduk.

Penjelasan

Dinamika penduduk meliputi berbagai aspek-aspek kependudukan yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk.

    1.      Kelahiran (Natalitas)

Kelahiran adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan, biasa juga disebut sebagai fertilitas.

Faktor pendorong kelahiran yaitu menikah usia muda, adanya anggapan banyak anak banyak rezeki, rendahnya tingkat kesehatan, adanya anggapan bahwa anak merupakan jaminan untuk hari tua.

Faktor penghambat kelahiran yaitu adanya batasan usia pernikahan pasangan muda, adanya program KB, anggapan masyarakat modern tentang karier maupun tingginya biaya merawat anak, adanya pembatasan tunjangan anak.

2.      Kematian (Mortalitas)

Kematian adalah angka yang memberikan gambaran mengenai jumlah penduduk yang meninggal dunia di suatu daerah dalam waktu tertentu.

Faktor pendorong kematian yaitu tingkat kesehatan yang rendah, fasilitas kesehatan yang rendah, tersebarnya wabah penyakit, adanya bencana alam, kondisi peperangan.

Faktor penghambat kematian yaitu sanitasi lingkungan yang baik, fasilitas kesehatan yang memadai sehingga tingkat kesehatan pun ikut meningkat, tingkat pendapatan tinggi atau ekonomi baik.

    3.      Migrasi Penduduk

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.

Faktor penyebab perpindahan penduduk antara lain persediaan sumber daya alam di daerah tersebut, lingkungan sosial budaya dan potensi ekonomi yang menjanjikan

Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :

1.  Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:

a. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.

b. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran.

c.  Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.

 

2.    Migrasi Nasional dibagi menjadi empat, yaitu:

a.    Urbanisasi => Dari Desa ke Kota

b.    Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau

c.     Ruralisasi => Dari Kota ke Desa

d.    Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman.

 


Monday, October 5, 2020

Program tahunan untuk kurikulum ktsp semester 1 dan 2 ( SMP/Mts )


























KELAS
























SEMESTER GANJIL
























SEMESTER GENAP
7 PROTA 1 PROTA 2
8 PROTA 1 PROTA 2
9 PROTA 1 PROTA 2

Untuk sementara link nya blum ada.

Thursday, October 1, 2020

Rpp daring SMP kurikulum 2013


Download Contoh Silabus dan RPP Sekolah Menengah Pertama Kurikulum K13. Perubahan Kurikulum K13 Tahun 2020 Ini sangat penting untuk diketahui oleh semua guru Sekolah Menengan Pertama terutama bagi guru
 yang sekolahnya melaksanakan Kurikulum 2013.

Berikut Contoh Silabus dan RPP Sekolah Menengah Pertama Kurikulum K13 untuk setiap mata pelajaran, download sebagai berikut:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti:
Kelas 9;
- Dahsyatnya Persatuan dalam Ibadah haji dan Umrah Download
- Zakat Download
- Meraih kesuksesan dengan optimis, ikhtiar dan dan tawakal Download
- Kehadiran Islam mendamaikan bumi nusantara Download
- Iman kepada hari akhir Download
- Berbakti dan taat kepada orang tua dan guru Download
- Jujur dan menepati janji Download
Kelas 8;
- Macam-macam sujud Download
- Shalat sunah berjamaah dan munfarid Download
- Jujur dan adil Download
- Bahaya miras, judi dan pertengkaran Download
- Iman Kepada Kitab Allah Download
- Al-furqan dan Al-isra dan hadist terkait tentang rendah hati, hemat dan hidup sederhana Download
Kelas 7;
- Q.S. Al-mujadilah dan Ar-rahman serta hadist tentang semangat menuntut ilmu Download
- Taharar Download