Showing posts with label Seni Budaya. Show all posts
Showing posts with label Seni Budaya. Show all posts

Tuesday, February 15, 2022

Memainkan Alat Musik Campuran (Materi Seni Budaya Kelas 7 Bab 12)

Tujuan Pembelajaran:

1. mengidentifikasi keragaman warisan budaya terutama lagu-lagu dan musik daerah;

2. memainkan musik ansambel lagu-lagu daerah di indonesia.

Ansambel merupakan jenis penampilan dan permainan musik. Pertunjukan ansambel memerlukan tiga alat musik berbeda. Kekompakan dan keharmonisasian merupakan keunggulan pada ansambel. Alat musik perkusi dapat dijadikan ansambel secara sederhana. 

Alat musik ritmis adalah alat musik yang  berfungsi sebagai pengiring melodi pokok. Alat ini ada yang  bernada dan  ada yang tidak  bernada. Contohnya seperti gambar berikut : 


(a), (b), (c), (d), dan (e)

Keterangan : 

(a) tifa

(b) tifa

(c) ringbell

(d) rebana

(e) tamborin

Jika tidak memiliki alat musik tersebut, dapat diganti dengan berbagai benda yang mudah dijadikan alat musik ritmis, bisa ditepuk, diketuk atau menggunakan barang bekas seperti botol, kaleng, plastik diisi biji-bijian, dan sebagainya.

Alat musik melodis adalah alat musik yang berfungsi  membawakan  melodi  suatu  lagu.  Contohnya  rekorder, terompet, saluang dan sarong. 

Alat musik harmonis ada yang sumber bunyinya dawai, ada juga elektronik. Alat musik ini digunakan untuk melodi pokok suatu lagu atau untuk mengiringi lagu. Yang termasuk alat musik harmonis, misalnya piano, elekton, organ, dan gitar.

Gitar adalah alat musik chordofone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dawai. Gitar adalah alat musik yang praktis, mudah dibawa sehingga banyak orang menggunakan sebagai hiburan di mana pun dan kapan saja.

Alat musik gitar ada yang elektrik menggunakan listrik dan ada yang akustik. Alat musik gitar akustik memiliki enam dawai. Dawai nada satu bernada e, dawai dua bernada b, dawai tiga bernada g, dawai  empat  bernada d, dawai lima bernada a, dan dawai enam bernada e.

Ketika bermain gitar, kamu sering mendengar kunci gitar, yaitu kunci c, g, f, d, a, e, b. Kunci gitar mayor, minor dominan, septime dan sebagainya. Sebenarnya  itu bukan kunci tetapi akor yaitu paduan beberapa nada yang terdengar merdu. Tanda kunci dalam notasi  musik  hanya  dikenal  dengan tiga  jenis saja yaitu kunci G, kunci C, dan kunci F.

Alat musik tradisional dalam bentuk orkestra seperti gamelan, talempong, kolintang, dan gondang merupakan contoh warisan budaya yang tetap eksis dan hidup pada masyarakat pendukungnya. Alat musik seperti tifa, sasando, dan alat lainnya juga warisan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. 

Lagu-lagu daerah merupakan kekayaan budaya bangsa. Lagu-lagu daerah memuat nilai-nilai kearifan lokal. Zaman dulu, orang tua sejak dini telah mengajarkan pendidikan karakter melalui lagu daerah setempat.

Warisan budaya dalam bentuk seni pertunjukan musik atau lagu perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan penting dilakukan agar dapat dijadikan media pembelajaran moral pada generasi muda. Seni pertunjukan musik tradisional dapat dijadikan pilar ekonomi kreatif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pendukungnya.

Setiap alat musik instrumen memiliki ciri dan karakter dalam memainkannya. Ada yang ditiup, dipetik, dan dipukul. Sasando dipetik, angklung diguncang-guncang sehingga angklung saling berhentakan dan menimbulkan bunyi. Rekorder alat musik tiup memerlukan pernapasan yang baik dan keterampilan dalam penjarian.

Membaca notasi merupakan kemampuan yang perlu terus dikembangkan. Karena dianggap penting, kini permainan musik tradisi pun sudah banyak yang ditulis menggunakan notasi.

Thursday, February 10, 2022

Menyanyi dengan lebih satu suara (Materi Seni Budaya kelas 7 semester 2)


Tujuan Pembelajaran:

  1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk vokal grup;
  2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk vokal grup. 

Kegiatan menyanyi merupakan aktivitas yang sering dilakukan oleh semua orang. Teknik dalam bernyanyi memiliki peran penting karena akan menentukan kualitas suara dan penampilan. Jika penampilan dilakukan secara perseorangan maka teknik yang dimiliki haruslah kuat sehingga karakter yang ditampilkan akan menjadi ciri penyanyi tersebut. Penampilan dalam menyanyi selain dilakukan secara individu dapat juga dilakukan secara vokal grup. Penampilan vokal grup memerlukan kerjasama baik sehingga penampilan dapat dilakukan secara maksimal.

Vokal Grup adalah kumpulan beberapa penyanyi yang tergabung dan menyanyikan lagu dengan ketinggian suara yang berbeda, antara lain sopran, alto, bass, tenor. Sopran dan alto merupakan jenis suara untuk wanita. Sedangkan bass dan tenor merupakan jenis suara pada laki-laki.

Menyanyikan lagu secara vokal grup memerlukan kerjasama dengan teman. Menyanyi secara secara vokal grup tidak boleh saling menonjolkan diri karena menyanyi secara secara vokal grup dalam satu suara. Kekompakan, saling menghargai teman, santun, bertanggung jawab serta peduli terhadap sesama merupakan kunci keberhasilan dalam menyanyi secara vokal grup.

Vokal grup biasanya terdiri dari 3 sampai dengan 12 orang yang menyanyikan lebih dari satu suara. Kunci keberhasilan menyanyi dalam bentuk vokal grup tidak hanya ditentukan oleh suara yang baik tetapi juga diperlukan rasa tanggung jawab, kerjasama, santun serta peduli terhadap anggota kelompok.

Sama halnya kelompok vocal duet, anggota grup trio bisa terdiri dari wanita semua, pria semua, atau campuran antara pria dan wanita. Semuanya tergantung pada kesepakan kelompok vocal tersebut dalam menentukan personelnya. Tentu saja harus memiliki kemampuan vocal yang sama-sama baik.

Bentuk-Bentuk Vokal Grup

1. Duet

Duet adalah bentuk penyajian musik vokal yang dibawakan oleh dua orang penyanyi dengan menggunakan melodi suara yang berbeda dengan diiringi alat musik.

Kelompok vocal duet bisa terdiri dari laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan atau laki-laki dengan perempuan. Pasangan tersebut tentu tergantung kecocokan antara keduanya.

2. Trio

Trio adalah bentuk penyajian musik vokal yang dibawakan oleh tiga orang penyanyi, dengan menggunakan melodi suara yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dan diiringi alat musik.

3. Kwartet

Kwartet adalah jenis penyajian musik vokal yang dibawakan oleh empat orang penyanyi dengan menggunakan melodi suara yang berbeda dengan diiringi alat musik.

4. Vokal Grup

Vokal grup dalah bentuk penyajian musik vokal yang dibawakan oleh minimal tiga orang dengan menggunakan lebih dari satu suara dengan diiringi oleh alat musik, tetapi tanpa menggunakan dirigen.

5. Paduan Suara

Paduan suara merupakan penyajian musik vokal yang dibawakan oleh 15 orang penyanyi atau lebih dengan menggunakan suara dengan wilayah nada yang berbeda (Ambitus suara).

6. Akapella

Akapella adalah bentuk penyajian musik vokal yang dibawakan tanpa menggunakan iringan alat musik. Personelnya bisa terdiri dari wanita semua, pria semua, atau campuran antara wanita dengan pria.

Beberapa teknik bernyanyi yang biasa digunakan antara lain adalah sebagai berikut:

Akapela merupakan suatu teknik bernyanyi yang biasanya dilakukan secara berkelompok tanpa diiringi alat musik. Seni musik ini merupakan musik dari suara mulut yang meniru suara alat-alat musik lainya seperti gitar, drum, perkusi dan lain sebagainya. Akapela memiliki keunikan tersendiri yaitu memiliki keharmonian dan persatuan nada indah.

Nasyid berasal dari bahasa Arab ansyada-yunsyidu yang artinya bersenandung. Nasyid biasanya berisi pujian kepada Allah, kata-kata nasihat, kisah para nabi, dan yang berkaitan dengan dengan Islam lainnya. Nasyid biasanya dinyanyikan secara akapela atau dengan diiringi gendang.

Paduan suara atau biasa disebut koor berasal dari kata suara yang terpadu yang terdiri dari paduan suara besar atau kecil. Dengan demikian paduan suara adalah bernyanyi secara serentak, terpadu dengan keselarasan volume yang baik dan terkontrol, mengikuti keselarasan harmoni. Paduan suara kecil yang anggotanya 12 sampai dengan 28 orang dan paduan suara lebih dari 28 orang. 

Lagu kanon adalah lagu yang dinyanyikan oleh dua atau lebih kelompok penyanyi dinyanyikan dengan melodi saling kejar-mengejar atau bersahut-sahutan.

1. Berlatih Lagu Kanon

Lagu bentuk kanon sering ditampilkan pada kegiatan kepramukaan, oleh karena itu kamu pasti pernah mengenalnya. Lagu kanon biasanya dinyanyikan susul-menyusul. Kelompok pertama memulai dengan baris pertama sedangkan kelompok yang lain memulai setelah kelompok pertama selesai menyanyikan baris pertama dan kelompok kedua baru memulainya. Sehingga susul-menyusul sampai selesai.

Beberapa lagu yang biasanya dibawakan dengan teknik kanon antara lain lagu Anak Kambing Saya, Burung Kakak Tua, Bapak Yakob (Lagu Are You Sleeping), Wakashima kanon (Still Doll), Gelang Sipaku Gelang, Naik Naik Kepuncak Gunung dan Naik Kereta Api.

2. Latihan Vokal

Agar mutu suara baik sebaiknya harus melakukan latihan olah vokal dan menerapkan pernapasan diafragma. Teknik vokal yang baik, tentu memerlukan latihan olah vokal dan menerapkan pernapasan diafragma. Pernafasan, adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan. Pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :

Pernafasan Dada : cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi mudah lelah.

Pernafasan Perut : udara cepat habis, kurang cocok digunakan dalam menyanyi, karena akan cepat lelah.

Pernafasan Diafragma : adalah pernafasan yang paling cocok digunakan untuk menyanyi, karena udara yang digunakan akan mudah diatur pemakaiannya, mempunyai power dan stabilitas vokal yang baik.

3. Latihan Vokal Grup dan Paduan Suara

Menyanyi secara vokal grup merupakan cara bernyanyi dalam kelompok kecil. Pada praktiknya menyanyi dengan vokal grup dapat dilakukan secara bergantian antar anggota vokal grup. Menyanyi secara unisono merupakan cara bernyanyi secara berkelompok dengan satu suara. Menyanyi secara unisono merupakan tahap awal sebelum menyanyi dengan paduan suara yang merupakan perpaduan suara 1, suara 2 atau suara 3.

a. Latihan Lagu Dua Suara

Latihan lagu dua suara dapat dilakukan dalam dua kelompok. Kelompok pertama menyanyikan melodi suara pertama dan kelompok kedua menyanyikan melodi suara kedua. Kelompok pertama adalah kelompok perempuan, dan kelompok kedua adalah kelompok laki-laki. Contoh lagu yang dapat dibawakan dengan dua suara adalah lagu bagimu negeri dan lagu Mengheningkan Cipta.

b. Latihan Lagu Tiga Suara

Latihan lagu tiga suara dinyanyikan dalam tiga kelompok. Melodi suara pertama dinyanyikan oleh kelompok perempuan dengan suara tinggi, kelompok kedua oleh kelompok perempuan dengan suara rendah, kelompok ketiga oleh laki-laki. Bila siswa perempuan sedikit, melodi suara satu dinyanyikan oleh kelompok perempuan, suara kedua oleh laki-laki dengan suara tinggi, kelompok tiga oleh laki-laki dengan suara rendah.

Vokal grup dan paduan suara memiliki beberapa perbedaan, perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut.

Jumlah anggotanya, Vokal Group mempunyai anggota yang lebih sedikit dari Paduan Suara. Vokal grup beranggotakan 3 sampai 12 orang dengan 1-2 pemusik, sedangkan paduan suara jauh lebih banyak yaitu 12 sampai 28 orang.

Pembagian suaranya, dalam vokal group suara dibagi menjadi suara Alto, Mezzo-sopran, Sopran, Tenor, Baritone, dan Bass sesuai kemampuan dan kecocokan suara masing-masing; sedangkan dalam Paduan Suara, suaranya dibagi menjadi 4 suara berdasarkan frekuensi suara penyanyi yaitu Sopran, Alto, Tenor,dan Bass atau dengan satu suara saja (unisono).

Pada Paduan Suara dipimpin oleh seorang dirigen yang sekaligus sebagai pelatih, sedangkan pada vokal group tidak ada dirigen.

Sumber: Buku Seni Budaya kelas 7 edisi revisi 2017

Tuesday, January 25, 2022

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu (Materi Kelas 7 Semester 2)


Tujuan Pembelajaran:

  1. mengidentifikasi keunikan beragam penerapan ragam hias pada bahan kayu;
  2. mendeskripsikan keunikan beragam penerapan ragam hias pada bahan kayu;
  3. mengekspresikan diri melalui penerapan ragam hias flora, fauna dan/ geometris pada bahan kayu; dan
  4. mengkomunikasikan hasil karya penerapan ragam hias flora, fauna dan/ geometris pada bahan kayu secara lisan.

Ragam hias pada bahan kayu adalah pola hias yang diterapkan pada media kayu dan dikerjakan dengan teknik tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang tidak asing, bahkan sering digunakan untuk pembuatan barang-barang tertentu salah satunya adalah benda kerajinan. Karena memiliki sifat yang khas, terkadang kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain. Ragam hias pada bahan kayu disebut juga dengan ornamen. Kegunaan dari ragam hias adalah untuk menambah nilai keindahan (estetis) dari benda atau produk yang diciptakan dari bahan kayu tersebut.

Penerapan ragam hias pada bahan kayu dapat dilakukan dengan cara apa? Pada umumnya penciptaan ragam hias pada kayu dilakukan dengan cara melukis, mengukir, dan gabungan antara melukis dan mengukir. Meskipun ada beberapa cara lain dalam membuat ragam hias pada kayu seperti teknik menempel objek tertentu pada permukaan kayu dengan tujuan sama yaitu sebagai hiasan, namun teknik ini kurang populer di masyarakat.

Ragam hias pada bahan kayu berfungsi untuk menambah nilai estetis sekaligus nilai ekonomis dari benda kerajinan yang diciptakan. Bahkan di beberapa daerah ragam hias juga memiliki fungsi religi sesuai kepercayaan adat suatu daerah. Ragam hias pada bahan kayu terdapat pada benda-benda seni maupun benda kerajinan seperti pada produk-produk meubel, meja, kursi, almari, dan lain-lain.

Pengertian Ragam Hias pada Bahan Kayu

Pengertian ragam hias pada kayu adalah bentuk dasar hiasan yang disusun sesuai pola yang diterapkan pada kayu, fungsinya untuk menambah keindahan. Ragam hias pada kayu sering dijumpai pada bagian-bagian rumah, misalnya pintu, jendela, bagian tiang rumah, dan bagian-bagian rumah lainnya. Selain digunakan sebagai bagian dari keindahan rumah, pada umumnya ragam hias juga berfungsi sebagai penolak bala atau penghormatan kepada roh leluhur.

Bentuk ragam hias sangat beraneka ragam, bahkan setiap daerah di Indonesia memiliki pola ragam hias yang menjadi ciri khas daerahnya. Penciptaan ragam hias pada umumnya terinspirasi dari keanekaragaman hayati yang terdapat di setiap daerah tersebut. Jenis-jenis ragam hias yang sudah banyak dikenal masyarakat antara lain ragam hias flora (motif hias yang dikembangkan dari objek flora/ tumbuhan), ragam hias fauna (motif hias yang dikembangkan dari objek fauna/ hewan), ragam hias figuratif (motif hias yang dikembangkan dari objek manusia), ragam hias geometris (motif hias yang dikembangkan dari bentuk geometris), dan ragam hias polygonal (motif hias yang dikembangkan dari bentuk polygonal).

Keanekaragaman jenis motif ragam hias daerah tidak hanya diterapkan pada produk kerajinan berbahan kayu, namun juga diterapkan pada beberapa produk kerajinan berbahan lainnya, seperti kerajinan tradisional berbahan kain, kulit, logam, keramik, kaca, dan batu alam. Penerapan ragam hias pada berbagai bahan ini memerlukan teknik dan cara yang berbeda tergantung bahan yang digunakan. Sebagai contoh misalnya, ragam hias pada bahan kayu yang sifatnya kaku memerlukan teknik yang berbeda dengan penerapan ragam hias pada bahan tekstil yang sifatnya elastis.

Kayu merupakan hasil sumberdaya alam yang keberadaannya cukup melimpah di sekitar kita. Oleh karena itu berbagai macam peralatan dan benda-benda kebutuhan masyarakat menggunakan kayu sebagai bahan pembuatannya. Terdapat beberapa jenis kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan benda kebutuhan masyarakat.

Jenis-jenis kayu tersebut antara lain seperti kayu keras yang sering dimanfaatkan sebagai konstruksi bangunan maupun bahan pembuatan benda kerajinan dengan kualitas bahan yang bagus, seperti kayu jati, kayu sonokeling, kayu ulin/ kayu besi, kayu merbau, kayu meranti, kayu eboni, dll. Ada pula jenis kayu lunak yang sering dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kerajinan maupun bahan bangunan di dalam ruangan yang memiliki kualitas ketahanan yang rendah seperti kayu sengon, kayu mahoni, kayu cemara, dan lain-lain.

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu

Penerapan ragam hias pada kayu umumnya terdapat di atas permukaan kayu berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Banyak perabotan dari kayu dan bagian bangunan yang diberi sentuhan ragam hias dengan tujuan untuk menambah nilai keindahan dan juga mengandung makna simbolis. Hal ini banyak dilakukan oleh masyarakat adat tradisional sebagai bentuk budaya yang dilakukan secara turun temurun.

Penerapan ragam hias pada bahan kayu terdapat pada benda-benda kerajinan tradisional antara lain seperti topeng kayu, tameng/ perisai kayu, bagian rumah adat tradisional, perabotan rumah tangga, hiasan dinding, dan lain-lain.

Berikut contoh penerapan ragam hias pada kayu :

1. Contoh Ragam Hias pada Kerajinan Topeng Kayu



2. Contoh Ragam Hias pada Tameng/Perisai



3. Contoh Ragam Hias pada Rumah Adat



4. Perabot Rumah tangga



5. Hiasan Dinding



Teknik Penerapan Ragam Hias pada Kayu

Teknik berkarya seni dengan memberikan sentuhan ragam hias pada benda-benda produk kerajinan kayu ini sudah ada sejak zaman prasejarah dan semakin berkembang pada zaman kerajaan. Terdapat 3 teknik atau cara yang umum digunakan masyarakat dalam memberikan sentuhan ragam hias pada benda-benda kerajinan yang terbuat dari kayu. Penerapan ragam hias pada bahan kayu dilakukan dengan cara, yaitu melukis atau menggambar, mengukir dan gabungan melukis dan mengukir pada permukaan kayu.

Dalam menerapkan ragam hias pada kayu dilakukan diatas permukaan kayu pada benda atau bahan kayu baik 2 dimensi maupun 3 dimensi. Pemberian ragam hias pada kayu harus dilakukan dengan menerapkan prosedur atau tahapan yang tepat agar memperoleh hasil yang maksimal. Memilih teknik penerapan ragam hias pada kayu yang paling tepat adalah menyesuaikan bahan atau jenis kayu yang digunakan serta tujuan pembuatan benda atau produk kerajinan yang dibuat. Misal jika ingin membuat salah satu perabotan rumah seperti meja menggunakan bahan kayu jati yang paling tepat adalah dengan teknik ukir atau gabungan teknik ukir dan lukis, bukan menggunakan teknik lukis saja.

Jelaskan Tiga Teknik Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu?

Tiga Teknik yang sering digunakan dalam menerapkan ragam hias pada bahan kayu adalah dengan cara menggambar atau melukis, mengukir, serta gabungan menggambar/melukis dan mengukir. Mengukir berarti membuat ragam hias dengan cara memahat permukaan kayu dan dibentuk seperti relief. Teknik menggambar dibuat pada permukaan benda atau barang seni yang sudah jadi. Setiap teknik yang digunakan akan menghasilkan karya seni yang berbeda-beda. Dengan teknik ukir menghasilkan bahan kayu yang memiliki tekstur jelas, sedangkan dengan cara dilukis menghasilkan tekstur halus.

Sebelum membahas teknik penerapan ragam hias pada kayu, tahap pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan desain ragam hias yang akan dibuat. Desain ragam hias dapat berupa ragam hias flora, fauna, geometris, figuratif, maupun polygonal. Setelah menentukan dan membuat desain atau motif ragam hias pada kertas, selanjutnya memindahkan motif tersebut ke atas permukaan kayu, hal ini sangat penting dilakukan untuk meminimalkan kesalahan dalam proses pembuatan ragam hias pada bahan kayu. Setelah proses penggambaran motif dilakukan, selanjutnya tinggal menerapkan teknik yang dipilih apakah menggunakan teknik melukis, mengukir atau gabungan keduanya.

1. Teknik Mengukir Pada Kayu

Salah satu teknik penerapan ragam hias pada bahan kayu adalah teknik ukir. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola di atas permukaan benda. Seni ukir kayu atau ukiran kayu merupakan gambar hiasan yang dibentuk dengan cara dipahat untuk mengurangi bagian kayu yang akan menimbulkan bentuk cekung dan cembung sehingga membentuk permukaan yang indah. Istilah seni ukir kayu sudah tidak asing lagi karena dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat karya ini di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.

Penerapan karya ukir dapat kita jumpai pada rumah adat. Misalnya pada berbagai rumah adat Jawa, Batak, Melayu, Dayak, dan sebagainya. Selain itu, ukiran kayu juga terdapat pada produk perlengkapan rumah tangga, seperti kursi, meja, lemari, tempat tidur, dan perlengkapan lainnya. Pola ukir kayu di Indonesia memiliki motif yang berbeda-beda di tiap daerah. Hal ini disebabkan oleh perbedaan budaya masyarakat serta topografinya.

a. Alat untuk Mengukir

Terdapat beberapa jenis alat untuk mengukir, antara lain yaitu;

1. Pahat



Ada dua jenis mata pahat, yaitu mata pahat mendatar dan mata pahat melengkung. Dalam menggunakan pahat ini harus disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang akan diukir. Terdapat empat jenis pahat yang dikenal dalam teknik ukir, yaitu sebagai berikut :

a) Pahat Kuku (penguku)
Pahat kuku memiliki mata pahat berbentuk lengkung seperti kuku manusia, digunakan pada bagian-bagian yang lengkung atau melingkar. Gunanya untuk membentuk cembung, cekung, ikal, dan pecahan aris maupun pecahan cawen.

b) Pahat lurus (pahat penyilat)
Pahat ini berbentuk lurus, digunakan untuk mengerjakan bagian yang lurus atau rata. Pahat penyilat juga dapat dipakai untuk membuat dasaran dan siku-siku pada tepi ukiran. 

c) Pahat lengkung setengah lingkaran (pahat kol)
Mata pahat kol berbentuk melengkung belahan setengah lingkaran. Gunanya untuk mengerjakan bagian-bagian cekung yang tidak dapat dikerjakan dangan pahat kuku. 

d) Pahat miring (pahat pengot)
Mata pahat ini berbentuk miring dan meruncing serta tajam sebelah. Gunanya untuk membersihkan sudut sela-sela ukiran dan meraut bagian-bagian yang diperlukan.

 2. Pemukul/ganden

Ganden atau alat pemukul yang digunakan dalam kegiatan mengukir biasanya terbuat dari kayu, meskipun ada juga yang menggunakan palu besi dan batu.

b. Tahapan Mengukir Kayu

1). Mempersiapkan alat dah bahan
2). Menggambar pola/rancangan
3). Nggetaki, proses memindahkan motif/garis ke benda kerja
4). Ndasari, proses mencongkel bagian dasar di luar motif agar lebih dalam
5). Mbukaki, proses membentuk pahatan pada motif batang, daun, dan bunganya (misal untuk motif bunga)
6). Mbenangi, proses membentuk benangan/garis pada motif batang, daun, dan bunga
7). Cawen, bentuk garis pada lekukan daun dan bunga
8). Mbabari, merapikan/membersihkan bagian ukiran yang belum sempurna
9). Finishing, menghaluskan tekstur dengan amplas dan memberikan pelapis vernis

2. Teknik Melukis/menggambar Ragam Hias Pada Kayu

Teknik menggambar ragam hias kayu dengan cara melukis adalah penerapan ragam hias pada benda seni/ produk kerajinan berbahan kayu dengan cara menorehkan hiasan/ ragam hias pada bidang produk kerajinan tersebut dengan cara dilukis menggunakan cat atau vernis. Selain teknik ukir, penerapan ragam hias kayu juga dapat diterapkan dengan cara melukis/ menggambar pada bidang kayu. Pada dasarnya kayu dapat diberi warna dengan berbagai macam cat, seperti cat minyak atau cat akrilik. Oleh karena itu, produk kerajinan dari bahan kayu juga dapat diberi hiasan ragam hias dengan teknik melukis. Berikut contoh penerapan ragam hias dengan teknik melukis pada produk bahan kayu yang dapat dijadikan sebagai bahan latihan dalam membuat ragam hias pada bahan kayu.

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu dengan cara Melukis Telenan

Salah satu seni kerajinan kayu yang dapat dijadikan sebagai media adalah talenan. Karena bentuk serta ukurannya tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar, serta memiliki permukaan yang halus sehingga memudahkan untuk menghasilkan ketika proses melukis.



Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain:
a. Cat acrilic, cat poster, cat tembok+pigmen warna, atau cat lainnya yang bersifat tebal/ plakat.
b. Kuas dan palet
c. Pensil, kertas untuk membuat rancangan/ desain
d. Telenan dari bahan kayu

Langkah-langkah melukis/menggambar di atas talenan :
a. Menyiapkan bahan dan alat melukis (cat akrilik/cat tembok, kuas, dan palet)
b. Menyiapkan bahan kayu
c. Membuat rancangan gambar ragam hias pada kertas
d. Memindahkan gambar rancangan pada permukaan bahan kayu
e. Pewarnaan menggunakan cat untuk menyelesaikan gambar ragam hias
f. Finishing, memberikan lapisan vernis atau cat transparan pada permukaan kayu

Berikut ini video penerapan ragam hias pada bahan kayu dengan cara melukis telenan yang dapat kalian jadikan sebagai referensi dalam berkarya ragam hias pada bahan kayu.


3. Gabungan Antara Mengukir dan Melukis

Penerapan ragam hias dengan teknik gabungan antara mengukir dan melukis dilakukan dengan cara menggabungkan kedua teknik tersebut. Artinya cara penerapan ragam hias pada bahan kayu dilakukan dengan cara mengukir kayu terlebih dahulu selanjutnya memberikan warna dengan cara dilukis pada hasil ukiran tersebut. Teknik ini sering diterapkan dalam pembuatan benda-benda seni tradisional yang memiliki nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi seperti pada teknik pembuatan rancak gamelan, bangunan rumah adat tradisional daerah, pembuatan meubel seperti meja, kursi, almari dan lain-lain.

Manfaat Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu

Dengan menerapkan ragam hias pada bahan kayu terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh baik bagi konsumen/ orang yang melihat sebagai penikmat karya seni karajinan tersebut maupun bagi pembuatnya. Adanya ragam hias pada sebuah karya kerajinan maupun karya seni dari bahan kayu dapat memberikan nilai yang positif bagi perkembangan seni dan budaya yang ada di masyarakat. Berikut ini beberapa manfaat penerapan ragam hias pada bahan kayu.

  1. Menambah keindahan. Artinya dengan adanya ragam hias akan menjadikan karya yang terbuat dari bahan kayu semakin indah dan menarik.
  2. Menambah nilai ekonomis. Artinya dengan memberikan ragam hias pada produk kerajinan atau karya seni dari bahan kayu menjadikan karya tersebut semakin bernilai ekonomis tinggi. Semakin rumit dan panjang proses pembuatan ragam hiasnya akan semakin mahal harganya.
  3. Sebagai simbolisasi nilai-nilai kebudayaan dalam sebuah masyarakat. Artinya ragam hias yang terdapat pada sebuah benda memiliki arti atau makna tertentu sesuai kepercayaan masyarakat pembuatnya.

Uji Kompetensi

Pengetahuan
  1. Jelaskan tiga teknik penerapan ragam hias pada bahan kayu!
  2. Jelaskan tiga manfaat penerapan ragam hias pada bahan kayu!
  3. Apa yang dimaksud dengan penerapan ragam hias pada bahan kayu?
  4. Sebutkan jenis alat untuk mengukir pada bahan kayu?
  5. Sebutkan contoh penerapan ragam hias pada bahan kayu?
Keterampilan

Buatlah penerapan ragam hias pada kayu (talenan, sandal kayu, kota kayu, asbak kayu dan sejenisnya)! Pilih salah satu!

Sumber: https://www.senibudayaku.com/

Tuesday, January 11, 2022

Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil materi Seni Budaya Kelas 7


Tujuan pembelajaran : Setelah mempelajari bab 9, diharapkan siswa bisa membuat ragam hias dengan media kain atau tekstil.

A. Pengertian bahan Tekstil


Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat.

 Pada umumnya bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut:

  • Berdasar jenis produk/ bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi (pakaian/ produk kerajinan dll).
  • Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran.
  • Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar.

Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir. Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil sangat diperlukan untuk mengenali, memilih, memproduksi, menggunakan dan merawat berbagai produk tekstil seperti serat, benang, kain, pakaian dan tekstil lenan rumah tangga lainnya. Karakteristik dan sifat bahan tekstil sangat ditentukan oleh karakteristik, sifat serat penyusunnya serta proses pengolahannya seperti dari serat dipintal menjadi benang, dari benang ditenun menjadi kain kemudian dilakukan proses penyempurnaan hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu untuk memahami lebih jauh tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang karakteristik dan sifat berbagai jenis serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.
B. Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun, membordir, menyulam dan melukis. Bahan tekstil dibuat dengan menjalin benang pakan dan lungsi dengan beragam pola jalinan. Membuat bahan tekstil bisa dilakukan dengan alat tenun tradisional maupun modern.


C. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil


Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan permukaan teksturnya. Benang dibuat dari  bahan alam atau bahan buatan. Benang katun dibuat dari kapas. Benang sutera dibuat dari serat yang berasal dari kepompong ulat sutera. Kain wol dibuat dari bulu domba. Bahan benang buatan misalnya dakron, polyester dan nilon digunakan untuk membuat tekstil dengan jenis tertentu. Bahan benang yang lain, misalnya serat agel dan serat rami, digunakan untuk produk tekstil lain, seperti tas dan makrame. 

 Jenis-jenis bahan tekstil ini memiliki sifat yang berbeda-beda sebagai berikut: 

a. Katun memiliki sifat menyerap air, mudah kusut, lentur, dan dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi. 

b. Wol memiliki sifat sangat lentur, tidak mudah kusut, dapat menahan panas, apabila dipanaskan menjadi lebih lunak. 

c. Sutera memiliki sifat lembut, licin, berkilap, lentur, dan kuat. Bahan sutera banyak menyerap air dan memiliki rasa sejuk apabila digunakan. 

d. Tekstil dari bahan polyester dan nilon memiliki sifat tidak tahan panas, tidak mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan jika dicuci cepat kering.


D. Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil


Bahan tekstil dapat diberi warna baik dari bahan pewarna alami maupun buatan. Masingmasing bahan pewarna inimemiliki sifat dan jenis yang berbeda-beda. Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, daun, buah, kulit kayu dan kayu. Pewarna alami misalnya soga dan kesumba. Pewarna buatan (sintetis) dibuat dari bahan kimia, misalnya naptol dan indigosol. Jenis pewarna naptol digunakan dengan teknik celup, sedangkan pewarna indigosol dapat digunakan dengan teknik celup atau colet (lukis). Bahan pewarna buatan memiliki sifat tidak mudah luntur dan tahan terhadap sinar matahari. Sebaliknya, pewarna alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari.


E. Teknik Menggambar Ragam Hias pada Bahan Tekstil

 

Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda, misalnya sulam, batik, sablon tenun ikat, bordir, dan songket. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil misalnya dilakukan pada kaos oblong. Kaos oblong dibuat dari bahan yang menyerap cat. Bahan pewarnaan yang digunakan misalnya cat tekstil atau cat sablon dengan alat kuas. 

Berikut ini contoh penerapan ragam hias pada produk kaos oblong, dengan teknik menggambar: 

1. Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kertas. 

2. Siapkan kaos oblong berwarna putih dan berilah alas dari bahan karton atau tripleks di dalamnya agar pengecatan tidak akan tembus ke belakang. 

3. Pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan kaos dengan pensil. 

4. Selesaikan gambar rancangan dengan menerapkan warna-warna yang menarik dengan alat kuas. 

5. Keringkan hasil gambar ragam hias dengan hair dryer atau dijemur.

Bentuk ragam hias dapat diaplikasikan pada media tekstil, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik menggambar. Menggambar pada bahan tekstil kaos menjadi pilihan yang bisa dilakukan. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan cat tekstil atau cat sablon. Proses pembuatannya dapat menggunakan kuas dan diberi campuran beraneka warna.

Menggambar dengan bahan tekstil (kaos) meliputi beberapa tahapan berikut: 

1. Buatlah sketsa ragam hias yang sudah dipilih. 

2. Gunakan kayu triplek atau karton tebal sebagai alas kaos dan letakkan di dalamnya agar tidak tembus ke belakang. 

3. Berilah warna pada ragam hias. 

4. Keringkan hasil gambar pada sinar matahari atau gunakan pengering rambut (hair dryer).

Sumber: http://pengetahuantekstilbusana.blogspot.com/

Wednesday, October 27, 2021

Meragakan Adegan Fragmen (Seni Budaya Kelas 7 Semester 1)

Kompetensi Inti:

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar:

3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur dasar seni peran untuk pementasan fragmen.

3.2 Memahami teknik menyusun naskah fragmen.

4.1 Memeragakan adegan fragmen sesuai konsep, teknik dan prosedur seni peran.

4.2 Menyusun naskah sesuai kaidah pementasan fragmen.

Indikator:

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, peserta didik diharapkan dapat:

- memahami dan menjelaskan konsep, teknik dan prosedur dasar seni peran untuk pementasan fragmen:

- memahami dan menjelaskan teknik menyusun naskah fragmen:

- memahami dan memperagakan adegan fragmen sesuai konsep, teknik dan prosedur seni peran:

- memahami dan menyusun naskah sesuai kaidah pementasan fragmen.

Pengertian Fragmen

Fragmen merupakan cuplikan atau petikan sebuah cerita, lakon yang dipentaskan, baik di atas panggung maupun di depan kelas. Fragmen sering juga disebut sebuah pementasan teater dengan durasi yang singkat. Pementasannya hanya beberapa adegan inti dengan jalan cerita sederhana. Fragmen dapat dijadikan sebagai pentas sederhana pada sebuah pertunjukan teater. Pertunjukan teater biasanya menggunakan naskah drama yang cukup panjang dengan banyak babak, maupun adegan. Nah, sebelum memainkan naskah teater yang panjang dan cukup rumit, sebagai latihan permulaan dapat memainkan cuplikan adegan yang diambil dari sebuah naskah teater yang sudah ada ataupun membuat naskah sendiri. Begitupun pementasannya tidak perlu di atas panggung teater yang biasa dipakai oleh grup-grup teater

            Apa itu seni teater?Teater berasal dari kata Theatron (Yunani) yang artinya tempat pertunjukan, ada yang mengartikan gedung pertunjukan, ada juga yang mengartikan panggung (stage). Dalam arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan di depan orang banyak. Sedangkan arti sempit teater adalah kisah hidup manusia yang ditampilkan di atas pentas, disaksikan oleh penonton. Media ungkap yang digunakan yaitu percakapan, gerak, dan laku (akting) dengan atau tanpa dekorasi, didasarkan pada konsep, naskah yang lengkap dengan diiringi ilustrasi musik, nyanyian maupun gerakan.

Teknik Dasar Akting Teater

     Akting adalah perwujudan peran sesuai dengan karakter yang diinginkan oleh naskah dan sutradara baik secara fisik maupun psikis. Peran yang dimainkan oleh aktor sebutan populer bagi pemeran teater, harus sesuai tuntutan tokoh bila berlebihan bisa mengakibatkan over acting, atau aktingnya berlebihan. Juga jangan sampai under acting, kekuatan aktingnya kurang

    Modal akting adalah pengalaman hidup sehari-hari, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain yang ditampilkan kembali di depan penonton. Untuk menampilkan akting yang baik diperlukan latihan yang tekun dan disiplin. Latihan itu meliputi olah tubuh, olah vokal, dan olah rasa.

a. Olah Tubuh

    Tubuh merupakan elemen dasar dalam bermain teater. Tubuh menjadi pusat perhatian penonton saat seorang aktor teater di atas panggung. Tubuh merupakan bahasa simbol dan isyarat dalam bermain teater. Tubuh melalui gestur mencerminkan karakter atau watak tokoh yang sedang diperankan. Fleksibilitas gerak tubuh merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh pemain teater. Latihan olah tubuh diarahkan untuk mendukung kemampuan pemain dalam mewujudkan akting yang baik.Latihan olah tubuh adalah melakukan latihan dalam kondisi bugar, segar, dan menyenangkan. Buat semua latihan seperti permainan yang dilakukan dengan gembira. Mulai dengan meregangkan seluruh persendian dan otot tubuh. Mulai dari bagian kepala sampai bagian kaki. Atau bisa dibalik dari kakisampai kepala.

     - Bagian Kepala

        Lakukanlah gerakan kepala ke kiri-ke kanan secara teratur, setelah itu berputar penuh kemudian berganti arah sebaliknya. Lakukan secara berulang sampai dirasakan cukup. Efek yang akan terasa ringan otot bagian kepala

       - Bagian Tangan 

         Latihan pada tangan ditujukan untuk mengolah persendian, kekuatan otot dan kelenturan otot tangan. Pengolahan gerak tangan lebih bervariasi karena dapat dilakukan ke segala arah. Tangan dapat dilakukan lurus ke atas, ke samping, ke depan, memutar telapak tangan, melentikkan jarijari tangan, serta gerakan lainnya.

        - Bagian Badan 

         Bagian badan meliputi bagian perut, dada dan punggung. Pengolahan ketiga bagian badan ini memiliki peran penting bagi seorang pemain teater karena merupakan bagian yang memberikan efek pada sikap tubuh peran. Latihan yang dilakukan pada bagian badan ini dapat dilakukan menggerakkan dan melenturkan badan ke depan dengan membungkuk, ke belakang dengan menekuk pada bagian perut sehingga t ubuh melengkung ke belakang.

        - Bagian Pinggul 

         Bagian pinggul juga penting untuk diolah agar gerakan tubuh lebih lentur dan fleksibel. Pada bagian pinggul, gerakan tubuh dapat dilakukan ke samping, ke depan, dan membungkuk. • Rasakan bagian-bagian torsomu, menjadi berat atau menjadi ringan. • Rasakan pergerakan bagian pinggul dan torsomu menjadi bisa bergerak bebas.

        - Bagian Kaki

         Kaki memiliki peran penting. Kekuatan kaki perlu dilatih sehingga kita dapat tetap tegak berdiri di atas panggung. Berdiri di atas satu kaki merupakan salah satu latihan keseimbangan tubuh. Latihkan berbagai pose dengan tumpuan pada kaki. Seperti pose pohon yang kokoh menjulang tinggi, batu karang yang menahan ombak, dan berbagai pose dengan personifikasi alam.

 b. Olah Suara

        Suara merupakan faktor penting karena sebagai penyampai pesan kepada penonton. Penguasaan intonasi, diksi, artikulasi. Setiap kata yang diucapkan harus jelas dan wajar sesuai dengan tuntutan karakter tokoh yang diperankan. Seorang aktor perlu latihan olah suara dengan tahapan-tahapan tertentu. Latihan olah suara dapat dilakukan dengan mengucapkan kata vokal seperti a, i, u, e, o sesuai dengan bentuk mulut. Nah sekarang cobalah berlatih bentuk mulut dalam pengucapan huruf vokal a, i, u, e, o. Dalam latihan olah suara, terutama yang berhubungan dengan membaca naskah atau puisi, perlu di perhatikan juga tekanan kata, jiwa kalimat, tempo, dan irama

        -. Tekanan kata: tekanan pada kata tertentu yang perlu ditonjolkan dalam suatu kalimat untuk suatu kepentingan. Contoh berikut ini yang digarisbawahi adalah kata yang perlu mendapatkan penekanan. Penekanan kata dari kalimat untuk menonjolkan isi perasaan dan pikiran dari kalimat itu. • Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring. • Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring. • Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring. • Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring. • Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring. • Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring.

         -. Jiwa kalimat merupakan usaha atau teknik menghidupkan kalimat dengan bantuan emosi suara. Latihkan kata ”apa” dengan perasaan yang berbeda-beda. • (sedih) Apa? • (gembira) Apa? • (marah) Apa? • (benci) Apa? • (malas) Apa? • (gairah) Apa? • (mengharap) Apa? • dan seterusnya. 

        -    Tempo dan irama Tempo dan irama adalah pengolahan suara dengan memperhatikan dinamika, artinya suara yang dihasilkan tidak monoton tetapi bervariasi. Latihan mengucapkan kata dan kalimat dengan berbagai irama yang berbeda, cepat, lambat, tegas, dan mendayu-dayu.

 c. Olah Rasa

    Aktor harus memiliki kemampuan untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Tentu hal itu bisa terjadi kalau mampu berkonsentrasi mengolah rasa, dan emosi. Untuk itu seorang pemain teater perlu berlatih konsentrasi, perasaan, dan emosi dengan latihan olah rasa.

    -. Latihan Konsentrasi 

Latihan konsentrasi adalah latihan memusatkan pikiran kita pada suatu objek sesuai dengan tujuan. Misalnya, pikiran fokus pada hapalan naskah, lawan main, dan pada permainan di atas panggung. Pikirannya tidak terbagi dengan berbagai hal yang lain. Lakukan latihan permainan kosentrasi, dua orang berhadapan, satu orang ditugaskan untuk diam tanpa emosi, sementara kawanmu berusaha menggoda sekuat tenaga bahkan sampai lawannya tertawa. Lakukan sebaliknya, atau permainan konsentrasi memandang benda tertentu tanpa boleh bicara, sementara teman lain tiba-tiba mengganggu dengan bunyi-bunyian, atau mengajak bicara dan mengajak pergi tergodakah? Kalau masih tergoda masih belum konsentrasi, coba lagi dengan permainan yang lain.

    -. Latihan Imajinasi 

Latihan imajinasi adalah latihan mengolah daya khayalmu, seolah-olah hal itu terjadi saat ini dan kamu rasakan. Latihan ini bisa dilakukan sendiri-sendiri atau berimajinasi bersama. Lakukan permainan imajinasi, misalnya kamu berimajinasi pergi berpetualangan ke hutan belantara, mendaki puncak yang tinggi, menuruni jurang yang curam dan bertemu dengan berbagai binatang baik yang jinak maupun yang buas. Menemukan juga berbagai situasi seperti air terjun yang menyegarkan, pohon yang tumbang, kehujanan atau pun merasakan gunung yang akan meletus. Pada saat latihan, kamu bisa menentukan suasana-suasana yang berbeda. Sehingga imajinasi kamu menjadi beragam. Kamu bisa menentukan suasana dengan berbagai situasi, seperti saat kota-kota, di laut, dan di sawah. Lakukanlah permainan imajinasi ini dengan teman-temanmu pasti menyenangkan. 

     - Latihan Ingatan Emosi 

Latihan ini adalah latihan mengingat-ingat lagi berbagai emosi yang pernah kamu alami ataupun pernah melihat orang lain dengan emosinya. Seperti melihat orang sedih, gembira, marah, kecewa, ragu-ragu, putus asa, kegelian, lucu, tertawa terbahak-bahak dan berbagai emosi lainnya. Kemudian, emosi-emosi itu ditampilkan satu persatu saat latihan sehingga akan tampak dalam ekspresi wajah dan tubuh. Ingat-ingat dan tampilkanlah salah satu emosi tersebut dan temanmu akan melihat ekspresimu dengan menarik. Cari lagi bentuk-bentuk atau buat sendiri permainan-permainan tentang konsentrasi, imajinasi dan ingatan emosi sehingga latihan teatermu menjadi kreatif juga menyenangkan. Lakukanlah beberapa ekspresi wajah berikut juga dengan bahasa tubuh dengan konsentrasi, imajinasi dan ingatan emosi.

Monday, October 18, 2021

Ruang, waktu dan tenaga pada gerak tari (Kelas 7 Semester 1)

 

Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat mengapresiasi dan berkreasi seni tari, yaitu:

1. mengidentifikasi elemen gerak tari berdasarkan ruang, waktu dan tenaga;

2. mendeskripsikan elemen gerak tari berdasarkan ruang, waktu dan tenaga;

3. melakukan gerak tari berdasarkan ruang, waktu dan tenaga;

4. melakukan asosiasi elemen gerak tari berdasarkan ruang, waktu dan tenaga dengan sikap dan sosial budaya masyarakat; serta

5. mengomunikasikan elemen gerak tari berdasarkan ruang, waktu dan tenaga baik secara lisan dan/atau tertulis.

Pengertian Elemen Gerak Tari

Pengertian elemen gerak tari adalah unsur-unsur yang ada di dalam tari yang membentuk tarian seindah mungkin dan dengan iringan yang seralas dengan musik. Menari bukan hanya menggerakkan badan tetapi bagaimana mengekspresikan gerak menjadi suatu cerita atau pesan yang di sampaikan. Banyak tari yang mengekspresikan duka, gembira, sedih, penghianatan dan masih banyak lagi cerita lainnya.

Dari berbagai daerah ada beberapa tarian khas yang menggambarkan budaya masing-masing. Dari setiap propinsi di Indoneisa memiliki lebih dari satu tarian, ini berarti sangat banyak jenis tari yang ada di Indonesia.

Elemen dasar tari adalah gerak. Di galam gerak terdapat ruang, waktu dan tenaga. Simak penjelasan berikut ini:

1. Ruang

Ruang adalah salah satu unsur pokok tari yang menentukan terwujudnya atau terungkapnya gerak. Hal ini karena mustahil suatu gerak lahir tanpa adanya ruang gerak. Penari dapat bergerak atau menari karena adanya ruang. Ruang gerak tersebut meliputi posisi (arah hadap dan arah gerak), level atau tingkatan gerak dan jangkauan gerak. 

Posisi merupakan salah satu aspek ruang. Posisi menunjukkan arah hadap dan arah gerak penari. Arah hadap penari saat melakukan gerak tari, misalnya, ke depan atau muka, ke belakang, ke sudut kanan, ke sudut kiri, ke samping kanan, dan ke samping kiri. Adapun, arah gerak penari, misalnya, ke depan, mundur, ke samping kanan, ke samping kiri, ke arah zig-zag, dan berputar searah jarum jam.

Ruang gerak tari yang lain adalah level atau tingkatan gerak. Level dalam ruang lingkup tari terdiri atas level atas, level sedang, dan level rendah. Level rendah ditunjukkan oleh berbagai posisi duduk saat menari. Pada level sedang, penari berdiri dengan posisi kaki menekuk sampai pada posisi kaki diluruskan. Adapun level tinggi dalam menari ditunjukkan oleh penampilan gerak tari mulai dari posisi kaki jinjit sampai gerakan meloncat-loncat atau menjauhkan badan dari lantai.

Setiap gerak yang diungkapkan dalam tarian apa pun tidak lepas dari berbagai aturan sesuai dengan tuntutan tarian atau petunjuk dari penata tarinya. Oleh karena itu, gerakan dalam komposisi tari selalu bermotivasi atau memiliki alasan-alasan tertentu. Salah satu contohnya adalah gerakan trisik dalam tarian Jawa. Penari melakukan gerakan tersebut dengan posisi kaki dijinjitkan dan langkah-langkah pendek (lari-lari kecil). Jika tidak seperti itu, gerakan trisik yang dilakukan dianggap salah.

Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa gerak-gerak suatu tarian memiliki aturan dan batasan jangkauan gerak yang ditentukan menurut norma-norma tarian tersebut. Jadi, gerak tari memiliki jangkauan gerak tertentu. Artinya, setiap gerak tari memiliki batas ruang gerak tertentu.

Dalam rangkaian-rangkaian gerak yang diungkapkan oleh penari, terdapat perubahan, perbedaan, atau kombinasi penggunaan arah hadap, arah gerak, jangkauan gerak dan pengaturan level-levelnya. Hal itu akan memunculkan kekontrasan-kekontrasan. Selanjutnya, kekontrasan itu akan menghasilkan aksen-aksen yang memberikan kesan menarik dan penuh kekuatan. Di sinilah letak potensi lahirnya dinamika ruang.

2. Waktu

Gerak yang diungkapkan dalam suatu tarian tidak hanya satu gerakan. Ungkapan gerak dalam sebuah tarian pada dasarnya merupakan susunan beberapa rangkaian gerak yang sudah terpolakan. Jika seorang penari melakukan beberapa gerakan, secara langsung akan tampak peralihan dari gerak yang satu ke gerak berikutnya. Dalam peralihan ini, akan tampak kekosongan sesaat sebagai napas dari ungkapan gerak yang satu ke gerak berikutnya. Hal itu menunjukkan bahwa dalam penyajian sebuah tarian banyak ditemukan waktu atau tempo sebagai sisipan antar-gerak, walaupun sisipan waktu tersebut hanya sekejap. Oleh karena itu, unsur pokok gerak tari di samping tenaga dan ruang adalah waktu atau tempo.

Unsur waktu dalam ruang lingkup seni tari didominasi oleh ritme gerak dan tempo gerak. Ritme gerak adalah elemen atau detail waktu dari awal sampai berakhirnya suatu gerak atau rangkaian gerak. Adapun tempo adalah ukuran waktu untuk menyelesaikan suatu rangkaian gerak atau gerakan-gerakan.

Tempo dalam gerakan tersebut merupakan sejumlah waktu yang diperlukan penari untuk bergerak dari belakang sampai ke depan. Adapun ritme geraknya dapat dilihat dari detail-detail waktu atau irama langkah kaki penari. Untuk menunjukkan dinamika tempo atau waktu, seorang penari harus mampu mengatur irama gerak. Selain itu, penari harus betul-betul cermat dan penuh kontrol dalam mengatur perubahan-perubahan dari ritme atau irama yang cepat ke yang lambat atau dari tempo yang pendek ke tempo yang panjang.

3. Tenaga

Pengaturan dan pengendalian tenaga pada saat menari merupakan salah satu kunci yang harus dikuasai agar dapat menari dengan baik dan kreatif. Tenaga-lah satu-satunya kekuatan yang mengawali, mengendalikan dan menghentikan gerak. Adanya aliran tenaga pada seluruh tubuh akan menjadikan tubuh bergerak. Selanjutnya, tenaga yang dikeluarkan dalam melakukan gerak tari akan menimbulkan dinamika.

Rangkaian gerak dalam setiap tarian tidak hanya menggunakan satu macam tenaga. Ada gerak yang memerlukan tenaga ringan, ada juga gerak yang memerlukan tenaga kuat. Oleh karena itu, saat kita menari harus lebih cermat dan teliti serta penuh konsentrasi dalam memanfaatkan tenaga.

Menari juga memerlukan tenaga, Karena menari juga bergerak dan mengeluarkan keringat seperti olahraga. Penggunaan tenaga ada 3 yaitu:

  1. Intensitas yang berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketegangan gerak
  2. Aksen atau tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras
  3. Kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenaga.

Jika gerak memerlukan intensitas tinggi maka tenaga yang di butuhkan juga semakin banyak. Tarian papua memiliki gerak pada kaki dengan cepat sehingga membutuhkan tenaga pada bagian kaki.

Referensi:

http://walpaperhd99.blogspot.com/2015/11/gerakan-tari-unsur-pokok-gerakan-tari.html

https://pelajarindo.com/pengertian-elemen-gerak-tari/